Jumat, 01 Januari 2016

Ah Kau ...!!!

Tahu gorengnya, Mba!” mendadak suara lembut seorang bocah menyapa membran telinga. Setengah terkejut, kutolehkan kepala dan sekilas menatap binar mata nan polos.



Tidak,Dik, terima kasih!” tepisku menolak tawarannya.
“Ayo dong, Mba, beli satu…” bujuknya sekali lagi dengan gesture mengiba.
“Maaf, Dik, saya sedang puasa”
Dengan raut keruh oleh kekecewaan,bocah belia itu beranjak pergi, bermigrasi dari orang satu ke orang yang lain demi menjajakan dagangan dalam kotak kecil yang digantungkan pada pundak kecilnya. “Pemandangan pilu” itu seketika membuatku terenyuh dan selanjutnya mengutuk diri sendiri.


“Ya Tuhan…mengapa aku tak berbelas kasihan padanya.
Meski aku sedang berpuasa, semestinya aku meluluskan rayuannya. Hati bocah itu pastilah senang melihat dagangan yang diampu tangannya berangsur susut. Ah, aku terlalu egois, pelit, kurang sosialis dan miskin empati pada sesama!” sesalku.

Cuma seginikah kualitasku sebagai bangsa manusia?”

0 komentar:

Posting Komentar